Qur’an,Cara dini mendidik generasi……..


Seperti kita ketahui,sepanjang sejarah Ulama  semenjak zaman Sahabat hingga Tabi’in,banyak menaruh prestasi gemilang yang di sumbangkan bagi generasi islam di zamanya,diantaranya disusunya kitab kitab  atau bahkan ilmu ilmu alat seperti halnya ushul fiqih,fiqih itu sendiri,atau tafsir dan berbagai kitab2 hadist,semuanya disusun oleh para ulama yang notabenenya punya kredibilitas yang tinggi.
Perlu kita ketahui,membangun kredibilitas adalah sebuah upaya yang harus dilakukan secara alami dan tidak terkesan dibuat buat,dan semuanya di bangun dari awal dengan Al quran seperti contoh Imam syafi’i yang kala waktu kecilnya sudah hafal  Qur’an 30 juz,sehingga selanjutnya dapat melanjutkan memahami ilmu2 yg di dapat dari Gurunya,begitu juga ulama ulama lainya.
setelah  diteliti ,mempelajari quran,menghafal dan memahaminya dapat menanamkan kepribadian unggul pada jiwa anak2,dengan kandungan isi al Quran yg mana memuat kisah kisah zaman dahulu,yang penuh nilai2 pembelajaran bagi anak yang mana dalam proses memahami mana yang baik dan mana yang buruk,begitu juga gaya sastra Qur’an yang terkesan beralur tak beraturan (sebenarnya Beruntun dan beraturan,hanya kesan yng di tampilkan)menjadikan  kreatif dan kritis dalam menganalisa sebuah ayat,sehingga tatkala sudah menemukan makna yang sesungguhnya,maka otak dan hati akan terlibat bersama dalam memahami alur ayat Al qur’an,inilah yang diperlukan juga dalam metode memahami ilmu,baik itu ilmu dunia sekalipun,karena tidak hanya melibatkan otak,akan tetapi juga melibatkan hati nurani,sehingga tida merusak kaidah kaidah ilmu yang sudah ada tanpa terkecuali,Oleh karena itu di tengah hancurnya moral generasi bangsa ini,selangkah demi selangkah mengupayakan diri menanamkan pada jiwa generasi bangsa ini dengan Al quran,agar kelak menjadi generasi yg  dapat merubah bangsa ini menjadi lebih maju dan berahlaq Al Qur’an
Read More...

Etika Intelektualitas





Akhir akhir ini,sering kita temui fenomena fenomena ganjil dalam dunia pengkajian ilmu,alih alih demi kebebebasan berpikir dan kreatifitas,justru merusak sistim tradisi keilmuan yang ada,sehingga yang ada malahan kerusakan fokus tujuan pemanfaatan ilmu tersebut,ilmu yang seharusnya menjadi pencerahan bagi setiap pribadi penuntutnya,malah menjadi titik kebingungan yang memuncak,dan kerancuan berpikir obyektif,seperti halnya konsep negatif yang di terapkan dalam misi liberalisasi dan sekulerisasi yang sangat jauh berbeda dengan konsep islam,sehingga banyak pertentangan kala kosep liberal dan sekuler mulai di sinkronkan dengan konsep islam yang mana lebih sempurna dari konsep yg di tawarkan sebelum sebelumnya,dan apa yang terjadi di dunia kristen tidak bisa di sama ratakan dengan islam,karena islam memiliki panduan dan kapasitas ilmu yang jelas,maka tidak sembarangan dalam mengambil inisiatif pentafsiran kaidah kaidah islam. Jika disiplin ilmu tidak di tegakkan dalam etika intelektualitas,maka sulit kajian ilmunya di terima sebagai kajian ilmiah,karena yang di kemukakanhanya sepotong sepotong,dan kesimpulan yang diambil tidak mencakup pengertian islam yang di maksud,oleh sebab itu adanya ucapan yg di kemukakan bahwa kajianya rasional,maka pengertian rasional di sini hanya dapat diartikan rasional untuk menentang Alloh Dan Rosulnya,karena banyaknya dalil Al Qur’an dan As Sunnah Yang di bekukan Dan di tolak.dan kriteria intelektualitasnya di ragukan,atau bahkan pola pandangnya tidak di katakan Obyektif…
Read More...

Blog Archive

IANC

http://www.youtube.com/watch?v=7I49D9PLLug

Statistik

Ayo Ngobrol